Menggali Makna Variasi Bahasa Daerah sebagai Penentu Relasi Sosial pada Masyarakat Tutur Flores

Authors

  • Maria Arnoldiana Dadjan Uran Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa
  • Konradus Silvester Jenahut Universitas San Pedro

Keywords:

Bahasa Daerah, Flores, Relasi Sosial Masyarakat, Heterogen

Abstract

Hubungan relasi sosial yang terjadi dan berjalan dengan baik, jika bahasa yang digunakan sama-sama dipahami oleh pembicara dan lawan bicaranya. Setiap daerah memiliki bahasa daerahnya masing-masing dengan disertai kekhasan dialek/logatnya. Hal ini pun, terjadi pada masyarakat tutur Flores, yang terdiri atas masyarakat yang heterogen pada masing-masing wilayahnya. Dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi pada wilayah Fores dengan masyarakat tuturnya heterogen, bahasa daerah terkadang disalahartikan dan disalahpahami oleh pembicara atau lawan bicara, sehingga akan terciptanya konflik sosial. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menggali makna variasi bahasa sebagai penentu relasi sosial khususnya pada masyarakat tutur flores. Penelitian ini merupakan jenis penelitian desktipsi kualittatif dalam bidang sosiolinguistik dengan menggunakan teori Hartman dan Stork. Data penelitian merupakan fenomena kehidupan bermasyarakat Flores. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan catat. Analisis data menggunakan metode deskriptif, dengan teknik yang digunakan berupayah menguraikan dan menggambarkan data yang telah dikumpulkan, dan selanjutnya dianalaisis. Hasil penelitian ditemukan bahwa kosa kata dan bahasa dalam bahasa daerah flores yang digunakan dalan berkomunikasi menjadi salah satu penentu relasi sosial pada masyarakat tutur flores. Ini disebabkan oleh kesamaan kosa kata atau kalimat bahasa daerah yang sama tetapi memiliki arti yang berbeda. Jika kedua pembicara tersebut sama-sama memahami bahasa daerah atau kosakata bahasa daerah yang diucapkan, maka relasi sosial positif yang dibangun. Namun, relasi sosial negatif akan terjadi, jika salah satu dari dua pembicara tersebut tidak mengerti atau memahami bahasa daerah atau kosa kata bahasa daerah yang diucapkan. Lebih fatal lagi konflik sosial dapat terjadi jika kosa kata bahasa daerah tersebut bermakna negatif.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aidid, Erawan.2020.Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Metode Resitasi.Madiun: CV. Bayfa Cendekia Indonesia

Barker, Chris. 2013. Cultural Studies Teori and Praktik.Diterjemahkan oleh Nurhadi. Yogyakarta : Kreasi Wacana.

Chaer, A. (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Herniti, Ening.2010.Bahasa dan Kelahirannya. Jurnal Adabiyyāt, Volume 9 Nomor 1 Juni Yogyakarta: Fakultas ADAB UIN Sunan Kaijaga

Jenkis, Richard. 2008. Social Identity. Third Edition. United Kingdom:Routledge

Malabar, Sayama.2015.Sosiolinguistik.Buku Ajar.Gorontalo: Ideas Publishing

Paulston, C,B.. 1986. "Linguistic Consequences of Ethnicity and Nationality", dalam Language and Education in Multi-Lingual Setting (editor B. Spolsky). San Diego: College-Hill Press.

Santoso, Budi. 2006. Bahasa dan Identitas Budaya. Jurnal Sabda, Volume 1, Nomor 1, September. Universitas Dian Nuswantoro

Published

02-10-2023

How to Cite

Uran, M. A. D., & Jenahut, K. S. (2023). Menggali Makna Variasi Bahasa Daerah sebagai Penentu Relasi Sosial pada Masyarakat Tutur Flores. Leksikon: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, Dan Budaya, 1(2), 62–67. Retrieved from https://ejurnal-unisap.ac.id/index.php/leksikon/article/view/179